Senin, 17 Mei 2010

NYONYA RUMAH

Gw males bener deh, jadi nyonya rumah. Harus masak ini itu, rumah harus kinclong. Ampun Bunda! Suami aku rencananya mo ngundang temen2 kuliah yg terdekat ke rumah buat acara syukuran. Soalnya besok dia mo pergi umroh selama 12 hari. Aq pusing, mesti nyiapin apa? Untuk makan sehari-hari aja aku males masak, apalagi utk acara seperti ini. Gimana ngaturnya?

Aq udah pesan di katering dekat kantorku, berupa kari ayam , udang goreng dan mie goreng . Ada yg 7 porsi ada yg cuman 3 porsi. Tapi tempat buat masakan sebanyak itu, aku gak punya. Maklum gak pernah masak banyak sebelumnya. Kami cuma berdua di rumah, kalo mertuaku dtg, paling jadi 4-5 orang. Masih ada wadah yg muat kalo cuma segitu. Tapi kalo masakan buat 10 org, aku gak tahu mau taruh dimana. Apa harus beli ato pinjem aja. Ada sih, mami yg lengkap perabotnya, tapi dia juga lagi sibuk, berhubung lagi bantu2 di rumah sepupu yg juga lagi syukuran.

Trus, tambahan cemilan ama dessertnya apa ya? Mana suamiku maunya ada ikan gabus favoritnya, mana ada katering yg nyiapin menu ikan gabus. Pasti hrs aku yg masak.
Aq udah rencana mo beli krupuk melinjo utk digoreng dan ditampilin ama kacang goreng buat camilan mereka. Buat dessert, mungkin es buah . Buahnya bisa pepaya, melon, semangka pake sirup dht. Trus beli kelapa muda. Airnya mgkn pake air gelas Aqua saja. Bikinin air panas gak yah? Harus ada termos dunk!
Aduh Biyung!

By EmmaGp (~_~)

Sabtu, 14 November 2009

WHO KNOW THE FUTURE?

Entah bagaimana aku jadi ingat kalo dulu aku sama sekali tidak pernah memperkirakan masa depanku seperti sekarang ini. Aku tau sih, banyak hal2 buruk yg bisa saja akan menimpa kita. Tapi tidak menyangka saja kalo bentuknya seperti ini. Yang lebih tidak disangka lagi adalah ‘aku’ menganggap ini sbg hal yg buruk. Bagaimana aku tdk heran? Di masa lalu, orangtua dan embel2nya bagiku Cuma hiasan nama. Well, setiap kali memperkenalkan diri paling tidak aku pasti mengikutkan nama ortuku. Soalnya dulu aku pernah ditanya `waktui kecil` nama ortuku siapa dan aku gak bisa jawab. Saking tajirnya nama ortu waktu itu, tanpa kusebutpun mereka sdh tau.Yg akhirnya aku nmalah balik nanya ke orang lewat, gini: ‘yg punya supermarket ini siapa ya, namanya?”
Malu2in bgt’kan? Makanya tiap kali berkenalan, aku langsung nyebut nama ortu.
Saking gak pentingnya ortuu untuk aku di saat itu. Bangga sih, sama mereka. Tapi gak merasa sedih tuh, kalo ditinggal mereka. Itu dulu!!! Sekarang baru kena deh! Rasanya pingin meng’set-up perasaan aku thp mereka kembali seperti dulu. Tapi, udah gak bisa lagii! Seiring waktu Tuhan malah memperlihatkan sisi2 ortu yg gak aku tau sebelumnya. Membuat aku merasa keberadaan mereka lebih dekat dan lebih ril. Lucunya, itu malah terjadi setelah mereka bercerai dan aku hrs bolak-balik kje rumah papi-mami. Di saat mereka udah gak bisa lagi aku ‘pegang’ .Menyesal selalu di belakang emang. Tapi, anggap saja ini hukuman yg harus saya terima karma sdh merehkan keberadaan dan arti seorang ortu. Maksud saya, dua orang.

AKU TAHU!

Aku tahu. Pasti. Bahwa dia TIDAK. AKAN. PERNAH. Mencintaiku ! Entah bagaimana, aku bisa merasakannya. Aku tahu itu dari dulu. Mungkin ini mukjizat, bisa juga bukan. Tapi aku bisa merasakan perasaan lawan bicaraku, nyaris seperti empathy. Hanya saja aku tidak begitu percaya hal2 seperti itu hingga menyebutnya analisis yg nyaris tak pernah meleset. Well, sebelum ini tidak pernah. Tapi siapa tahu di masa akan datang, aku bisa saja salah. Atau itulah yg selalu kuharap setiap kali menganalisis-nya. Bahwa aku bisa saja salah, ini bukan empathy, tidak mungkin dia tidak mencintaiku. Ok, bukan sekarang, paling tidak nanti, atau pernah ?. Tapi aku tahu, nyaris sadar, kalau saat ini aku hanya menghibur diri. Well kalo tdk, apalagi yg bisa membuatku bertahan ?
Rasanya hancur setiap kali melihatnya, berbicara dgnnya dan lagi-lagi empathy-ku menegaskannya. Berulang kali.
Tidak ada cinta, dia tidak mencintaiku Tidak sekarang juga tidak nanti. Tidak ada harapan untukku
Aku hancur… hanya bisa berdiri tegak, dan tersenyum. Agar orang lain tak pernah tahu. Bahwa AKU pecundang yg kalah dgn amat menyedihkan.
Selalu seperti itu. Setiap kali. Dan entah masih berapa kali lagi aku harus berhadapan dgnnya? Selama hidupku.
Aku takut berhadapan dgnnya. Takut mendengar suaranya. Takut melihatnya bahkan takut mengingatnya. Karma hanya mengulang kehancuranku. Mungkin kata hancur sedikit berlebihan, tapi itulah tepatnya yg kurasakan. Seperti batu karang yg perlahan-lahan terkikis ombak. Mengulang rasa sakit itu, seperti bunuh diri berulang kali. Aku takut. Tapi tak bisa mengemukakan alasan yg tepat utk tidak menemuinya lagi. Ingin rasanya meninggalkan dia begitu saja utk selamanya. Selain mati, rasanya tdk ada alasan lain yg cukup masuk akal utk itu. Bagaimana membuat orang di sekitarku mengerti mengapa aku tak mau berada di dekatnya. Mengapa aku sebisa mungkin tdk ingin melihatnya lagi. Tidak ingin membicarakannya, atau berbicara dgnnya. Mudah saja kalau aku mau berterus terang pada mereka. Tapi aku tidak mau.
Aku tak mau mengakui kekalahanku. Tdk mau mengakui kelemahanku. Rasa sakitku. Yg akan semakin dalam dan melebar jika berada semakin sering dan semakin dekat dgnnya. Aku tak ingin dia tahu. Cukup aku dan hatiku.

MASALAH TIM-KPS

Entah mengapa 2 karyawati lainnya Yayuk dan Nining kadang klop kadang kayak air vs minyak. Yayuk yg males ngerjain hal2 remeh macam bersih-bersih ato nyupir (nyuci piring) membuat Nining yg selalu dapat jatah ngerjain hal2 remeh tsb (ditemenin aku tentunya) jadi bete oleh sikap Yayuk en Yuni yg sok profesional. Type wanita karir jaman sekarang yg ogah terjun ke dapur dan lebih milih duduk di belakang meja ngutak-atik komputer. Itulah Yayuk dan Yuni.
Sebaliknya dgn Nining yg tipe gadis rumahan. Nggak tahan liat lantai yg kotor, meja yg berdebu ato dapur yg seperti kapal pecah.
Note: Kami nggak punya office Boy, jadi yg ngerjain semua hal2 remeh tsb hanya aku dan Nining.
Tapi ada saat dimana Yayuk dan Nining kompak, yaitu saat mereka berdua sama2 bete dgn sikap yuni yg ngebossy.
Aku? Aku udah pernah tinggal satu kos dgn Yuni selama dua tahun, jadi udah paham sifatnya luar dalam. Sekarang aku sudah bisa berkelit dari sifat ngeboss-nya Yuni. Juga sudah membangun benteng pertahanan dari gelombang sinyal remote control si Yuni.

TIM KERJA PUTUS SAMBUNG

Salah satu minusnya jadi perempuan adalah sulitnya mempertahankan solidaritas, tenggang rasa dan kekompakan dalam tim kerja. Maklum, yg namanya cewek, pasti banyakan mulutnya ketimbang tangan yg bekerja.

Itu pula yg kualami selama dua tahun ini. Aku kerja di bidang perbankan sih, udah 4 tahun. Tapi, dua tahun sebelumnya pegawai yg bergnre cewek cuman aku seorang. Jadi deh, aku wanita tercantik di kantorku ^_^. Sampe terjadinya perombakan besar-besaran di kantorku. Kami yg semula bermukim di daerah, kini bermarkas di pusat kota. Otomatis jumlah pegawaipun ditambah. Dan menuruti selera konsumen yg notabene tua-tua keladi, bosku merekrut 3 karyawati cantik yg berbuntut masalah demi masalah.

Masalah 1 : Yuni yg gayanya bonafid abis, pindahan dari perusahaan maskapai penerbangan. Tidak merasa cocok dgn Pak Manager kami yg menurut aku sebenarnya sifatnya nggak jauh beda dgn si Yuni ini. Cuman bedanya yg satu cowok, satunya cewek. Mereka tipe diktator alias ngebossy dan gak suka menjadi pesuruh. Tapi kalo yg ngasih perintah adalah Big Boss, jangankan cuman ngurus berkas, mendaki gunung Himalaya pun mereka sanggupi. Nggak suka ngeluarin duit kecuali ada maunya di belakang hari. Meski gajinya jutaan, tetap aja lebih suka minta ditraktir sama kami2 yg cuman dapat gaji ratusan. Bener2 penuh perhitungan, deh!. Giliran kalo ada salahnya, langsung pasang tampang tak berdosa. Aku sebel tapi harus kuakui kinerja mereka, oke punya! (walau yg menyuruh harus Big Boss dulu!)

LOVING HIM PART4

Tapi seperti dugaanku, tinjunya hanya melayang di udara

Dia lalu membalikkan badan dan menyuruhku pergi

Aku senang karena dugaanku tak meleset

Dia tidak menakutkan. Dia bukan horor

Esoknya aku menyapa dia di sekolah

Kuabaikan tatapan ngeri orang-orang di sekitar kami

Aku diam menunggu balasan sapa darinya

Tapi dia berlalu begitu saja.

Namun samar-samar aku mendengar suaranya.

“Hoi” bisiknya.

Akupun tertawa.

LOVING HIM PART3

Bahkan aku yg pemalu tak bisa berhenti memandangnya.

Menikmati keindahan alam, alasanku setiap kali mencuri pandang kearahnya

Dia memang pernah menghardikku. Tapi kupikir itu hal yg wajar

Siapapun akan marah jika dipandangi terus menerus

Aku justru memanfaatkan kesempatan itu.

Dia menantangku berkelahi, dan aku menerimanya.

Dia menungguku sepulang sekolah, akupun bolos di jam terakhir.

Dia mendekat, aku juga mendekat

Dia mengepalkan tinju, akupun begitu, namun hanya utk menghadangnya

Sama sekali tdk ada keinginan utk menghajarnya.

Bagaimana mungkin aku bisa?